PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH MUSIK RELIGI PADA KEPRIBADIAN ANAK
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Metedologi Penilitian
Dra.Estalita Kelly, M.Si
Disusun oleh :
Abdulloh Sabiq Khozin
NIM : 2010.69.11.0004
FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN ILMU PSIKOLOGI
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2011
BAB I
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak beberapa dekade belakangan ini, kesadaran orang tua untuk memperkenalkan musik (khususnya musik klasik) pada anak sejak dini semakin tinggi. Terlihat dari menjamurnya berbagai sekolah musik yang membuka kelas musik untuk anak-anak mulai umur balita maupun dewasa. Biarpun biaya kursus relatif tinggi, tetapi para orangtua tetap berusaha agar si anak dapat masuk sekolah musik.
Kesadaran itu dipicu oleh hasil penelitian bahwa musik, terutama musik klasik ternyata sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Anak-anak yang sejak kecil terbiasa bergaul dan mendengarkan musik akan memiliki kecerdasan emosial dan intelegensia yang lebih berkembang, dibandingkan anak-anak yang yang jarang mendengarkan musik. (http://shatomedia.com/2008/11/pengaruh-musik-pada-anak/)
Dalam hal kedisiplinan juga demikian, biasanya anak yang sering mendengarkan musik akan jauh lebih disiplin daripada yang tidak. “Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80 % dengan musik.” (http://www.promagmulia.com/artikel/detail/15/musik-mempengaruhi--iq-dan-eq.html)
Adanya hasil penilitian oleh University of Texas di Austin, Texas, yang menyatakan bahwa anak yang diperdengarkan musik klasik menunjukkan tingkat emosi yang lebih stabil dibandingkan dengan anak yang diperdengarkan musik rock. Selain itu, musik juga dapat memengaruhi perkembangan diri baik sosial maupun identitas diri seorang anak. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian dari Texas Commission on Drug and Alcohol Abuse Report pada tahun 1998 yang mengatakan bahwa seorang anak yang turut serta dalam orkestra musik klasik menunjukkan sikap cenderung negatif terhadap penggunaan alkohol, rokok dan narkoba.
Tetapi, tentu saja musik terbagi oleh beberapa bagian, ada musik klasik, musik rock, musik religi dan sebagainya. Jika menurut penilitian musik klasik dapat mempengaruhi kepribadian anak, lantas bagaimana dengan musik religi yang isi dari tiap bait lagu dan liriknya mengandung perintah-perintah ajaran dari Tuhan.
Berangkat dari rasa keingintahuan penulis, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Pengaruh Musik Religi Pada Kepribadian Anak”
BAB II
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kepribadian Anak
Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dalam sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik dan khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Pervin dan John, kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten. Kepribadian menurut Gordon W.Allport adalah suatu organisasi yang dinamis dari sitem psiko-fisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas, terjadinya interaksi psiko-fisik yang telah mengarahkan tingkah laku manusia.
Salah satu faktor pembentuk kepribadian adalah faktor genetik atau genotip, di mana anak yang sejak ada dalam kandungan jika dirawat dengan baik, kelak jikaulau telah lahir anak tersebut akan berkepribadian baik pula. Cara merawat anak yang masih ada dalam kandunganpun bermacam-macam, ada yang diawali dari sang ibu meminum susu, melakukan olah raga rutin dan baru-baru ini ada penelitian dari University of Texas di Austin yang menyatakan bahwa anak (masih dalam kandungan) yang diperdengarkan musik klasik menunjukkan tingkat emosi yang stabil.
B. Musik Religi
Musik religi adalah musik yang terikat oleh ajaran-ajaran agama, dimana isi dari tiap bait lagu dan liriknya mengandung perintah-perintah ajaran dari Tuhan. Musik religi mengandung kharisma tersendiri bagi pendengarnya, dikarenakan musik religi juga membawa ajaran pada kebaikan. Pendengarpun akan merasa tenang dan damai jika dibandingkan dengan mendengarkan musik yang bernuansa rock ataupun jazz. (http://kabarsehat.com/pengaruh-musik-religi-bagi-kesadaran-spiritual.html)
Tak dapat dipungkiri bahwa musik religi punya nilai tersendiri bagi penggemarnya. Namun mendengarkan musik religi sebaiknya tak sebatas lewat telinga, tapi juga lewat hati karena musik adalah jiwa dibuat oleh sesuatu yang berjiwa. Hati dan sense of art dari manusia pembuatnya, dan dibantu oleh campur tangan Tuhan yang tentunya juga berjiwa (hidup). Maka sebuah lagu religi akan menjadi legendaris bagi pendengarnya bila memenuhi kaidah seni musik berupa keindahan seni, pemilihan kata dan nilai spiritualnya yang menonjol. Hingga lagu-lagu mereka menjadi begitu nikmat didengarkan, indah dijiwa, serta mampu menggugah perasaan dan mempengaruhi kepribadian atau perilaku untuk menjadi hamba Tuhan yang lebih baik hari ini, ataupun kedepannya.
C. Pengaruh Musik Religi Pada Kepribadian Anak
Kepribadian anak adalah suatu ciri khas perilaku ataupun tingkah laku yang melekat pada diri anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadianpun bermacam-macam, salah satunya adalah merawat anak yang masih ada dalam kandungan, dengan cara memperdengarkan musik pada ibu yang sedang mengandung. Aliran musik yang tenang, syair yang lembut dan isi dari tiap bait yang dapat penuh ma’na tentunya akan dapat menggugah hati dan perasaan. Semua ciri musik di atas dapat ditemukan pada musik religi yang kemungkinan besar akan dapat mempengaruhi kepribadian anak jika musik ini diperdengarkan kepada anak mulai dini ataupun masih di dalam kandungan.
D. Hipotesis
Ada kemungkinan besar bahwasannya musik religi dapat mempengaruhi kepribadian anak.
BAB III
III. Metodelogi Penelitian
A. Rancangan Penelitian
Dalam penilitian kali ini, peneliti menggunakan metode penelitian korelasional. Dikarenakan penelitian dengan metode korelasional bertujuan untuk menentukan berapa besar variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan variasi-variasi pada suatu atau beberapa faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. (Prof. Dr. Sudarwan Danim ; 2002)
Penilitian korelasional juga dapat didefinisikan sebagai proses investigasi sistematik untuk mengetahui hubungan dua atau lebih variabel, hubungan itu dapat berupa positif atau negatif, signifikan atau tidak signifikan. (Prof. Dr. Sudarwan Danim ; 2002)
Korelasi dapat menghasilkan dan mengkaji suatu hipotesis mengenai suatu hubungan antara variabel atau menyatakan besar kecilnya hubungan antara dua variabel.
B. Populasi dan Sampel
1. Pengertian Populasi
Dalam metode penelitian kata populasi (population/universe), digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. (Masyhuri dan M. Zainuddin. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung: PT Refika Aditama, 2008)., hal. 30-31)
Populasi dari penelitian kali ini adalah siswa menengah pertama (SMP) yang berdomisili di asrama “A” Pondok Pesantren Ngalah dan berada di bawah naungan Yayasan Darut Taqwa Sengonagung Purwosari Pasuruan yang berjumlah 350 anak.
2. Pengertian Sampel
Populasi dalam jumlah besar dapat menyebabkan hal-hal yang tidak mungkin untuk mempelajari semua yang ada, dikarenakan keterbatasan dana, waktu dan tenaga. Maka peneliti dapat menggunakan sampel dengan teknik-teknik pengambilannya.
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber data (Sukandarrumidi,Op.Cit., hlm. 50). Sampel sering juga disebut sebagai “contoh”, yaitu himpunan bagian (subset) dari suatu populasi. (Masyhuri, Mzainuddin,Op.Cit., hlm. 152-153). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang terdapat dalam populasi, oleh karena itu dalam mengambil sampel harus benar-benar representatif (mewakili dengan pembahasan pada penelitian). (http://www.anneahira.com/metode-penelitian-kuantitatif.htm).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah Sampel bertujuan atau purposive sample, dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu dari penulis.
Adapun sampel yang dipilih dengan tujuan tertentu ialah siswa menengah pertama (SMP) yang sering mendengarkan dan suka akan lagu-lagu yang bernuansa religi.
C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas : Pengaruh Musik Religi
a. Definisi Operasional
Suatu jenis musik yang dapat menyejukkan hati dan pikiran, dikarenakan isi dari tiap bait dan syairnya begitu indah serta mengandung ajaran-ajaran dari Tuhan Semesta Alam.
b. Definisi Teoritik
Musik religi adalah musik yang terikat oleh ajaran-ajaran agama, dimana isi dari tiap bait lagu dan liriknya mengandung perintah-perintah ajaran dari Tuhan. Musik religi juga membawa ajaran pada kebaikan. (http://kabarsehat.com/pengaruh-musik-religi-bagi-kesadaran-spiritual.html)
2. Variabel Terikat : Kepribadian Anak
a. Definisi Operasional
Kepribadian anak adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dan ada pada diri seorang anak yang dipengaruhi oleh fakor-faktor tertentu.
b. Definisi Teoritik
Menurut Gordon W.Allport. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia.Maksud dinamis pada pengertian tersebut adalah perilaku mungkin saja berubah-ubah melalui proses pembelajaran atau melalui pengalaman-pengalaman, reward, punishment, pendidikan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian juga bermacam-macam, di antaranya :
1. Pengalaman awal
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal (masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
2. Pengaruh Budaya
Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.
3. Kondisi Fisik
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
4. Daya Tarik
Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
5. Inteligensi
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.
6. Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
7. Nama
Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya. Nama yang dipakai memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pikiran orang lain) akan mewarnai penilainya orang terhadap dirinya.
8. Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri, kegagalan dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri itu.
9. Penerimaan Sosial
Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut, dan mudah tersinggung.
10. Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi sendi dasar kepribadian.
11. Perubahan Fisik
Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya perubahan kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian. Akan tetapi, perubahan fisik yang mengarah pada klimakterium dengan meningkatnya usia dianggap sebagai suatu kemunduran menuju ke arah yang lebih buruk.
Daftar pustaka
Jaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Jaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
D. Instrumen Penelitian.
Untuk mengumpulkan data tentang pengaruh musik religi dan dampaknya pada kepribadian anak, maka penulis menyusun skala yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang isinya adalah beberapa aitem yang didasarkan pada apa yang dapat mempengaruhi kepribadian anak dan apa yang menyebabkan mereka mendengarkan musik religi.
E. Pengumpulan Data.
Di dalam pengumpulan data, yang sesuai pada penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diusahkan atau didapat oleh peneliti melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang berupa observasi dan kuisioner.
F. Analisis Data.
Pada penelitian kali ini, peniliti menggunakan metode korelasional. Sehingga, peneliti menggunakan model statistik korelasi produk moment.
0 komentar:
Posting Komentar